Halaman

Minggu, 30 Januari 2011

-EVOLUSIKU-


Sekali lagi ak merasakan ini..
Usaha kecil u/ menemukan secercah kebahagiaan..
Seperti ikan yg jatuh cinta,,memamerkan kemampuannya berenang cepat dengan liukan siripnya yg tajam..
Tp inti sebetulnya bukan apa yg terlihat dr hasilnya..melainkan usahanya..

Sejenak ak trtawa kecil,,
Apa benar ini aku?
berevolusi menjadi pribadi yg baru..
Agak brutal tp berprinsip..
Patuh tp berambisi..

Semua ini hanya loncatan awal yg kecil untuk meloncat jauh kedepan..

Evolusi ku akan trus berlanjut sampai akhir nafasku..

-ispirasi di siang bolong-

semua peluh yang dirasa seakan tidak akan pernah lelah menghujam bertubi"..
datang silih berganti dan merengkuh kebebasan yang seharusnya dimiliki...

ingin rasanya menjadi seorang ditaktor yang selalu memerintah dan meminta semua yang diinginkan dan tertawa puas di belakang dengan tangan penuh darah..
TAPI,,
itu bukan aku..
ak hanya segelintir orang yang igin merengkuh kebahagiaan sebagai mana tertuliskan pada buku takdir kehidupan...
tersenyum pada saatnya dan menangis pada waktunya..

semua yang ak alami serasa hanya seperti cerita pendek yang belom ada akhirnya,,
berusaha mencari celah cerita pendek ini dan mengubahnya menjadi sebuah cerita dongeng yang tergambarkan sangat indah..berlarian dibukit dan meraih semua yang diinginkan...
TAPI,,
itu bukan aku..
ak hanya seperti butiran pasir di sungai yang mengikuti alirannya,,entah berkelok atau lurus..deras atau tenang,,bergelombang karena batu" besar dan kecil atau hanya datar tidak bergelombang...

-Inspirasi di siang bolong-

KISAH PRIA DAN WANITA


Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria & wanita. Pada saat Sang Pencipta
telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus
menciptakan wanita.

Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk
menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia
mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang
rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah,
sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.

Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak,
kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu
dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan
bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari
burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.

Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita
dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya
tidak merana dan kesepian seorang diri.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan,
ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia.
Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu
untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang
untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup
dengannya’.

‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu
kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku
memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.

Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu
memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak
enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian,
kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan
menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja
kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk
disentuh. Aku suka akan senyumannya.
Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.

Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali
kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan
berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak
lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak
tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu.
Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’.
Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.

Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa
yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga
tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti
hidup ini?’.

‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima
perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi
kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.


Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.

Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.

Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.

Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.

Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.

Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan.